5) Bahaya Membeli HP Xiaomi Tidak Resmi (Distributor)

Sudahkah sobat mengetahui perbedaan garansi Xiaomi resmi dan distributor? Jika sobat membeli smartphone Xiaomi non-resmi, lalu apa bahaya membeli HP Xiaomi tidak resmi (distributor) tersebut? Oke, untuk menjawab permasalahan tersebut saya akan berusaha memberikan referensi dan berharap bermanfaat bagi kita semua.

Inilah Bahaya Membeli HP Xiaomi Tidak Resmi (Distributor)

Silahkan sobat cermati bahaya berikut ini jika membeli smartphone Xiaomi bukan di tempat resminya supaya kita semua bisa berpikir sejenak sebelum membeli.

1) Dapat ROM Abal-abal


Pasti sobat semua sudahtahu kalau beli HP Xiaomi tidak resmi maka ROM yang dibawanya pasti disediakan dari distributor. Meskipun tampilan MiUI resmi dan non-resmi memang sama persis tidak dapat bedakan, namun perbedaan yang jelas tampak pada aplikasi yang terdapat dalam custom ROM Xiaomi tersebut.

ROM Xiaomi Distributor banyak sekali terdapat bloatware. Apa itu bloadware? Bloadware adalah aplikasi bawaan yang tidak terlalu bermanfaat bagi pengguna. Meskipun beberapa aplikasi bloatware pada HP Xiaomi dapat dihapus, namun tetap saja masih ada sampah-sampah yang mengganjal.

Cara yang paling efektif untuk membasbi bloatware yang tidak berguna pada HP Xiaomi yakni dengan melakukan penggantian custom ROM ke versi resmi. Untuk menemukan ROM resmi, silahkan sobat searching di Google dengan kata kunci: Global ROM Stable Xiaomi [spasi] tipe perangkat.

Misalnya, saya menggunakan Xiaomi Redmi 4 Prime, maka saya akan menulis di pencarian Google seperti ini: Global ROM Stable Xiaomi Redmi 4 Prime. Setelah sobat enter, maka akan muncul semua hasil pencarian ROM resmi yang dicari.

Untuk memasangnya, silahkan sobat lakukan flashing menggunakan bantuan PC/ laptop/ komputer guna untuk mempermudah melakukan proses flash. Untuk tutorial lengkap cara flash HP Xiaomi tanpa PC atau dengan bantuan PC, silahkan sobat Googling saja di mesin pencari Google.


2) Rawan Dapat HP Palsu


Karena harga HP Xiaomi distributor di jual lebih murah daripada produk resminya, sehingga hal ini bisa menjadi peluang empuk bagi para produsen pembuat smartphone palsu. Pelaku pemproduksi HP replika tersebut bisa saja mengatakan bahwa smartphone yang mereka jual berharga “murah” karena menggunakan ROM distributor, padahal itu produk KW.

Lalu bagaimana cara agar tidak tertipu membeli HP Xiaomi? Ada banyak indikator yang bisa sobat jadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui apakah smartphone Xiaomi yang di tawarkan kepada sobat itu asli atau palsu.

Salah satunya dengan mengecek spesifikasi HP Xiaomi yang akan sobat beli. Misalnya sobat mau beli Xiaomi Redmi Note 4, maka silahkan sobat cari di Google seperti ini: Spesifikasi Xiaomi Redmi Note 4. Maka akan muncul banyak pilihan website yang menyediakan informasi secara rinci tentang device tersebut yang bisa sobat jadikan sebagai referensi.

Pada spesifikasi lengkap tersbut, yang harus sobat lakukan penekanan yakni pada hardware yang menunjang dapur pacunya seperti CPU, Chipset, dan GPU. Penekanan lainnya terletak pada fitur apa saja yang diusung oleh kamera utama dan kamera kedua.

Kemudian pada bagian resolusi layar adalah yang paling sering dipalsukan oleh pelaku produsen pembuat smartphone KW. Misalnya kerapatan pixel pada HP yang akan sobat beli adalah ~420 pixel sehingga menampilkan gambar yang jernih dan nyaman dilihat. Namun pada HP Xiaomi yang ditawarkan pada sobat justru memiliki layar cenderung buram maka sudah dipastikan itu palsu.


3) Garansi Jelas, Tidak Resmi!


HP Xiaomi non-resmi yang meluncur di Indonesia akan menawarkan garansi distributor selama 1 tahun. Sedangkan HP Xiaomi yang resmi tentu saja menawarkan garansi yang resmi pula oleh perusahaan Xiaomi langsung selama 1 tahun. Kalau ada yang memberikan sobat garansi di bawah 6 bulan atau di bawahnya, sebaiknya sobat tidak membeli demi keamanan.

Perbedaan garansi resmi dan distributor Xiaomi terletak pada pelayanan dalam memperbaiki jika terjadi kerusakan padaperangkat yang dibeli konsumen. Xiaomi distributor hanya mampu meng-cover beberapa masalah kerusakan ringan saja. Sedangkan garansi Xiaomi resmi bisa mengatasi masalah bahkan yang rumit sekalipun.

Selain dari segi cara mengatasi kerusakan, jika sobat membeli smartphone non-resmi maka sobat harus datang ke toko tempat sobat membeli jika terjadi masalah. Berbeda dengan Xiaomi Resmi, sobat cukup membawanya ke service center Xiaomi terdekat sehingga tidak perlu pergi jauh-jauh menghampiri toko tempat sobat membeli.

Pokoknya Intinya adalah garansi resmi menawarkan pelayanan yang lebih memuaskan ketimbang Xiaomi garansi distributor. Jadi sebelum sobat membeli, sebaiknya sobat pikir dulu garansi yang akan diberikan oleh toko tempat sobat membeli agar tidak menyesal setelah terlanjur memiliki smartphone tersebut sehingga sobat nyaman menggunakannya.


4) Beberapa Tipe Xiaomi Tidak Mendeteksi 4G


Seperti yang sobat ketahui, hampir semua smartphone Xiaomi mendukung jaringan 4G yang bisa digunakan ketika jaringan tersebut terdeteksi dibeberapa lokasi di Indonesia. Namun, yang jadi masalah serius adalah beberapa smartphone Xiaomi justru malah tidak bisa mendeteksi jaraingan 4G, mengapa?

Usut demi usut ternyata penyebabnya adalah karena smartphone xiaomi tersebut adalah tidak resmi alias menggunakan ROM distributor sehingga ada beberapa masalah yang terjadi ketika menjalankan beberapa hardware yang dimiliki smartphone Xiaomi.

Hal ini dikarenakan ROM distributor telah dimodifikasi sedemikian rupa dengan penambahan beberapa fitur yang belum ada serta menyematkan aplikasi bloatware yang menguntungkan bagi perusahaan distributor namun tidak pentingting bagi konsumen.

Kemungkinan besar, ketika melakukan modifikasi beberapa data untuk menambahkan fitur tertentu ada kerusakan yang tersembunyi atau bisa dikatakan ada data yang menimpa fungsi kerja data lain sehingga menyebabkan disfungsi (tidak berfungsi maksimal) pada data utama meskipun tidak memberikan pemberitahuan error.

Akibat hal itu, software tidak bisa menjalin kerjasama dengan hardware secara maksimal sehingga jaringan 4G tidak muncul atau tidak terdeteksi sama sekali oleh perangkat. Solusi yang tepat untuk masalah ini yakni dengan mengganti ROM ke versi resmi yang stable maka semuanya akan teratasi.


5) Play Store Tidak Ada


Sebenarnya smartphone Xiaomi resmi yang dipasarkan di China memang tidak ada Google Play Store karena di peraturan khusus di Negara tersebut. Namun setelah perusahaan Tirai Bambu itu memasarkan produk smartphone resmi mereka ke Indonesia mereka sudah menyematkan aplikasi Google Play Store secara pre-installed.

Mungkin hal tersebut merupakan standarisasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah di Tanah Air. Nah, bagi sobat yang membeli HP Xiaomi non-resmi yang memiliki garansi distributor maka sudah pasti tidak tersedia aplikasi Google Play Store ini.

Entah kenapa ROM distributor tidak menyematkan aplikasi Google Play Store ke dalam perangkat Xiaomi, mungkin mereka ingin menghemat ruang penyimpanan supaya bisa menyematkan banyak aplikasi bloatware yang menguntungkan bagi perusahaan mereka.

Namun, bagi kalian yang sudah terlanjur membeli smartphone Xiaomi garansi distributor tidak perlu hawatir karena semua itu bisa di atasi dengan mengganti ROM tersebut ke versi ROM resmi yang stabil sehingga sudah ada aplikasi Google Play Store-nya.

Tetapi jika sobat tidak ingin repot melakukan flashing untuk mengganti ROM, bagi sobat yang belum membeli smartphone Xiaomi silahkan beli saja yang resminya. Hal yang harus sobat persiapkan sebelum membeli versi resminya datang adalah kesabaran mengingat versi resmi datangnya selalu belakangan karena harus menunggu antrian persetujuan dari tim ahli teknologi dan komunikasi Indonesia.



Menurut sepengetahuan saya, kira-kira itulah 5) Bahaya Membeli HP Xiaomi Tidak Resmi (Distributor) yang harus sobat pikirkan sebelum memutuskan untuk membeli. Selain itu, ada satu hal lagi yang tak kalah pentingnya yakni sobat harus mengetahui perbedaan garansi resmi dan distributor Xiaomi untuk lebih memantapkan pilihan.

5) Bahaya Membeli HP Xiaomi Tidak Resmi (Distributor) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Beda HP
Posted by Beda HP
Beda HP Updated at: Jumat, Februari 10, 2017